Minggu, 17 Mei 2009

Keperawatan Maternitas

Kehamilan Ektopik Terganggu

Definisi

a. KET adalah kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm, tempat implantasi di luar endometrium normal (Manuaba, 1998).

b. KET adalah bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri (Prawirohardjo, 2002).

c. KET adalah kehamilan dimana fetus diimplantasikan di luar kavum uteri (Bobak and Jensen, 1993).

Etiologi

Sebagian besar tidak diketahui, Faktor yang memegang peranan sebagai berikut:

a. Faktor dalam lumen tuba: endosalpingitis, lumen tuba yang sempit serta berkeluk-keluk, gangguan funsi silia endosalping.

b. Faktor dinding tuba: endomitriosis, divertikel tuba kongenital

c. Faktor lain: migrasi ovum, umur ibu hamil antara 20-40 tahun puncak umur 30 tahun.

Berdasarkan tempat impalntasinya:

a. Pars interstitial tuba

b. Pars ismika tuba

c. Pars ampularis tuba

d. Kehamilan infundibulum tuba

Kehamilan ektopik dapat terjadi babarapa kemungkinan:

a. Hasil konsepsi mati dini

b. Terjadi abortus

c. Tuba fallopi pecah.

Tanda dan gejala

Bervariasi dari bentuk abortus tuba atau terjadi ruptur tuba. Gejala klinik sebagai berikut:

a. Amenorea, lamanya bervariasi dari beberapa hari sampai bulan, dijumpai tanda kehamilan muda.

b. Nyeri abdomen, disebabkan kehamilan tuba pecah. Nyeri dapat menjalar keseluruh abdomen, daerah bahu.

c. Perdarahan, dapat terjadi keadaan anemi serta syok.

Pengkajian

a. Data subjektif:

    • Klien mengeluh tidak menstruasi
    • Klien mengeluh mual muntah
    • Klien mengeluh ada perdarahan pervaginam
    • Nyeri seluruh abdomen bahkan menjalar ke bahu.

b. Data objektif:

§ Nyeri tekan daerah abdomen

§ Daerah pereifer dingin

§ Nadi meningkat

§ Hipotensi

§ Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma

Nursing diagnosis

a. Penurunan kardiak output

b. Penolakan

c. Perasaan berduka cita

Nursing intervensi

a. Pain management: relaksasi, distraksi

b. Identifikasi support system yang ada

c. Lakukan tes darah lengkap, golongan darah, rhesus serta crossmatch, dan urinalisis

d. Pemberian cairan IV line sesuai indikasi

e. Observasi vital sign

f. Beri penjelasan bahwa klien telah mengalami kehilangan dan memerlukan waktu untuk pemulihan.

g. Apabila dilakukan tindakan operatif, lakukan seperti rencana tindakan pada pre dan pasca bedah.


Mola hidatidosa

Definisi

Mola hidatidosa adalah kehamilan dini secara abnormal dan uterus terisi oleh gelembung-gelembung mirip buah anggur yang menghasilkan hormon korionik gonadotropin dalam jumlah yang sangat besar (Farerr, 2001).

Tipe mola hidatidosa

a. Mola komplit, fertilisasi sel telur yang tidak mempunyai inti atau tidak aktif. Inti sperma (23X) menduplikasi, menjadi berjumlah diploid, 46XX. Kira-kira 90% mola hidatidosa diploid 46XX berkembang menjadi choriocarcinoma.

b. Kariotipe mola parsial adalah diploid normal, trisomik, atau triploid. Mola triploid seringkali terbentuk dari dua set kromosom ayah dan satu set kromosom ibu atau sebaliknya.

Tanda dan gejala

a. Uterus kehamilan lebih besar dari kehamilan normal, teraba lunak serta bundar.

b. Jantung janin tidak terdengar

c. Dapat dijumpai hiperemisis, pre eklamsi timbul secara dini.

d. Perdarahan pervaginam yang sedikit dan barwarna gelap

e. Kadang dijumpai gelembung-gelembung seperti buah anggur keluar dari dalam vagina.

f. Tes urin kehamilan menunjukan positif kuat.

g. Kehamilan terjadi rata-rata usia tua (>35 tahun), ibu yang mempunyai lebih dari satu anak.

Pengkajian

a. Umur kehamilan

b. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan

c. Jantung janin tidak terdengar

d. Perdarahan pervaginam

e. Paritas, gravida

Nursing diagnosis

a. Cemas

b. Kehilangan

c. Kurang pengetahuan

Nusing intervensi

a. Identifikasi support system yang ada

b. Observasi vital sign

c. Beri penjelasan bahwa klien telah mengalami kehilangan dan memerlukan waktu untuk pemulihan.

d. Beri penjelasan tentang proses penyakitnya serta prosedur tindakan yang akan dilakukan secara singkat dan sederhana.

e. Persiapkan untuk tindakan pengosongan uterus dengan kuretase serta tindakan histerektomi pada klien dengan usia lebih dari 40 tahun.

f. Beri penjelasan pentingnya pemeriksaan lanjutan setelah pulang dari rumah sakit.




DAFTAR PUSTAKA

Bobak and Jensen. 1993. Maternity & Gynecologic Care the nurse and the family Fifth Edition. (terjemahan). Mosby-year book.Inc.

Doenges, Marilynn. E 1994. Maternal/Newborn Plans Of Care: Guideline For Planning And Documenting Client Care. (terjemahan) F.A Philadelphia, Pennsylvania.USA.

Farrer, H. 2001. Maternity Care Second Edition. (terjemahan) .EGC. Jakarta.

Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Manuaba, 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.

Rustam, M. 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi edisi ke 2 jilid 1. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar