BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 sampai dengan 30 juni 2008 dengan sampel 100 pada ibu yang mempunyai balita di Desa X Kecamatan X wilayah kerja UPTD Puskesmas X Kabupaten Majalengka. Setelah pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Kuisioner serta penimbangan pada balita, kemudian dilakukan pengolahan data dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian dilakukan analisis data kemudian diintrepretasi, maka dapat didentifikasi mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi, gambaran status gizi pada balita, dan hubungan antara pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi dengan status gizi pada balita.
4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden
Sebagai informasi peneliti menampilkan gambaran karakteristik responden meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.
Tabel 4.1
Karateristik Responden Berdasarkan Umur di Desa X
Umur Responden f %
Kurang dari 20 tahun
20 - 25 tahun
26 - 30 tahun
31 - 35 tahun
Lebih dari 35 tahun
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa umur responden yang mempunyai balita di Desa X sebagian besar umur 26-30 tahun 37% dan 31-35 tahun 35%.
Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa X
Tingkat Pendidikan f %
SD
SMP
SMU
Perguruan Tinggi
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pendidikan responden yang mempunyai balita di Desa X kurang dari setengah responden tingkat pendidikan SMP.
Tabel 4.3
Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa X
Pekerjaan f %
IRT
Swasta
Buruh
Pegawai Negeri
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pekerjaan responden yang mempunyai balita di Desa X sebagian besar responden pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Penghasilan di Desa X
Penghasilan f %
Kurang dari Rp 100.000
Rp 100.000 – Rp 250.000
Rp 250.000 – Rp 500.000
Lebih dari Rp 500.000
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pekerjaan responden yang mempunyai balita di Desa X adalah lebih dari setengah berpenghasilan Rp 500.000
4.1.2 Gambaran Pengetahuan Responden
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden di Desa X
Pengetahuan f %
Pengetahuan Baik 30 70
Pengetahuan Kurang 30 70
TotaL 100 100
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan gambaran pengetahuan responden yang mempunyai balita di Desa X adalah lebih dari setengah mempunyai pengetahuan baik.
4.1.3 Gambaran status Gizi Pada Balita
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Desa X
Status Gizi f %
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan gambaran status gizi balita di Desa X Kabupaten Majalengka adalah kurang dari setengah responden dengan status gizi baik yaitu 47%.
4.1.4 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi
Tabel 4.7
Distribusi Hubungan Pengetahuan responden dengan status Gizi balita
di Desa X
Variabel Status Gizi
X2
P Value
Baik Kurang KEP
Pengetahuan kurang
Pengetahuan baik 8
0,04
Jumlah 47
35
18
Melihat tabel 4.7 mengenai analisis hubungan pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita dengan status gizi balita yang mnggunakan perangkat lunak SPSS versi 13 didapatkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan kurang dan gizi kurang sebanyak 16, pengetahuan kurang dengan gizi baik 8, pengetahuan baik dengan gizi kurang 19, pengetahuan baik dengan gizi baik 39, pengetahuan kurang dengan KEP 6, pengetahuan baik dengan KEP 12.
Berdasarkan perhitungan dengan uji statistik yang menggunakan rumus chi-square dengan bantuan Program SPSS Versi 13 di dapat nilai chi-square hitung: 7,981 sedangkan nilai chi-square tabel adalah 3,841, sehingga nilai chi-square hitung lebih besar dari nilai chi-square table. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,04. Maka Ho ditolak sehingga hipotesis mengatakan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan Status gizi pada balita di Desa X
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gambaran pengetahuan responden
Gambaran pengetahuan responden yang mempunyai balita di Desa X adalah lebih dari setengah mempunyai pengetahuan baik yaitu 70%. Menurut Green (1985) faktor yang mempengaruhi perilaku individu diantaranya faktor predisposisi yaitu pengetahuan. Dimana pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan pada suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007) salah satu tingkat pengetahuan seseorang itu adalah aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya artinya apabila seseorang / ibu itu sudah mendpatkan informasi mengenai kebutuhan gizi akan menerapkannya dengan memberikan makanan yang bergizi.
4.2.2 Gambaran status gizi balita
Status gizi adalah keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2004). Batasan yang digunakan dalam penilaian status gizi menurut WHO-NCHS yaitu gizi lebih = > 120 median BB/U, gizi baik = > 80% - 120% median BB/U, gizi sedang = 70% - 79,9% median BB/U, gizi kurang = 60% - 69,9% median BB/U, gizi buruk = < 60% median BB/U.
Gambaran status gizi balita di Desa X Kabupaten Majalengka adalah kurang dari setengah dengan status gizi baik yaitu 47%. Hal ini disebabkan banyak faktor, faktor yang mempengaruhi status gizi meliputi: ekonomi negara rendah, kurangnya pengetahuan, dan Hygiene yang rendah (Sediaoetama, 1999). Ekonomi negara rendah mengakibatkan daya beli rendah sehingga untuk mengkonsumsi zat-zat gizi menjadi berkurang. Kurangnya pengetahuan tentang gizi meliputi sumber zat gizi, manfaat zat gizi, dan kebutuhan gizi. Hygene yang rendah dapat menyebabkan penyakit infeksi dan investasi cacing sehingga mengakibatkan absorpsi zat gizi terganggu.
4.2.3 Hubungan pengetahuan ibu tentang kebutuhan Gizi dengan status Gizi pada Balita di Desa X.
Berdasarkan perhitungan dengan uji statistik yang menggunakan rumus chi-square dengan bantuan Program SPSS Versi 13 di dapat nilai chi-square hitung: 7,981 sedangkan nilai chi-square tabel adalah 3,841, sehingga nilai chi-square hitung lebih besar dari nilai chi-square table. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,05. Sehingga hipotesis mengatakan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi dengan status gizi pada balita di Desa X. Faktor yang mempengaruhi status gizi meliputi: ekonomi negara rendah, kurangnya pengetahuan, dan Hygiene yang rendah (Sediaoetama, 1999). Ekonomi negara rendah mengakibatkan daya beli rendah sehingga untuk mengkonsumsi zat-zat gizi menjadi berkurang. Kurangnya pengetahuan tentang gizi meliputi sumber zat gizi, manfaat zat gizi, dan kebutuhan gizi. Hygene yang rendah dapat menyebabkan penyakit infeksi dan investasi cacing sehingga mengakibatkan absorpsi zat gizi terganggu.
Gambaran pengetahuan responden yang mempunyai balita di Desa X Kabupaten Majalengka adalah lebih dari setengah mempunyai pengetahuan baik yaitu 70%. Menurut Notoatmodjo (2007) salah satu tingkat pengetahuan seseorang itu adalah aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya artinya apabila seseorang / ibu itu sudah mendapatkan imformasi mengenai kebutuhan gizi bagi balita maka ibu dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu bagaimana cara memberikan makanan yang sehat bagi balita. Terlihat dari gambaran status gizi balita di Desa X Kabupaten Majalengka adalah gizi baik 47%, Gizi Lebih 15% , Gizi Kurang 35%, Gizi Buruk 3%. Disamping itu menurut Winarno (1995) salah satu yang mempengaruhi status gizi yaitu kurangnya asupan zat gizi yang dikonsumsi, mutunya rendah atau keduanya, melihat dari tingkat ekonomi ibu yang berada didesa X memiliki tingkat penghasilan yaitu lebih dari Rp 500.000 sebanyak 51% sehingga pemenuhan zat gizi bagi balita kemungkinan terpenuhi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner dan pengukuran dengan timbangan dacin untuk status gizi balita, yaitu untuk gambaran pengetahuan responden, gambaran status gizi balita, dan analisi hubungan pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi dengan status gizi balita adalah sebagai berikut:
5.1.1 Gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi
Gambaran pengetahuan responden yang mempunyai balita di Desa X adalah 70% berarti lebih dari setengah mempunyai pengetahuan baik.
5.1.2 Gambaran status gizi balita
Gambaran status gizi balita di Desa X Kabupaten Majalengka adalah 47% berarti kurang dari setengah dengan status gizi baik.
5.1.3 Hubungan pengetahuan ibu tentang kebutuhan Gizi dengan status Gizi pada Balita di Desa Garawangi.
Berdasarkan perhitungan dengan uji statistik yang menggunakan rumus chi-square dengan bantuan Program SPSS Versi 13, didaptkan hasil terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi dengan Status gizi pada balita di Desa X.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu untuk tercapainya target kejadian gizi kurang pada balita menurun di Desa X, adapun sarannya adalah sebagai berikut :
5.2.1 Puskesmas
Lebih ditingkatkan dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi untuk balita, setelah penimbangan balita kemudian menyampaikan informasi mengenai gizi kepada Ibu dan mengapa anaknya harus ditimbang setiap bulan. Melakukan kerjasama lintas sektoral dengan instasi terkait dalam penanganan gizi kurang, gizi buruk, dan gizi lebih.
5.2.2 Keperawatan
Perawat komunitas meningkatkan penyuluhan tentang gizi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
5.2.3 Penelitian
Untuk peneliti lain apabila akan melakukan penelitian keperawatan komunitas, dapat melakukan penelitian selanjutnya yang membahas tentang faktor yang berpengaruh terhadap status gizi buruk apakah gizi kurang salah satu faktornya atau bukan.
Kamis, 13 Agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)